Yogyakarta, DP3AP2 DIY (21/08/2023) – Dalam rangka memperkenalkan layanan puspaga sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya kelompok remaja, Puspaga Prima DIY menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dengan tema “Menjaga Kesehatan Mental pada Remaja”. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengajak remaja supaya lebih peduli dengan persoala-persoalan disekitarnya baik dilingkungan sekolah maupun keluarga, sekaligus dapat membantu orang lain termasuk teman sebaya dalam mengakses layanan puspaga Prima DIY jika mengalami persoalan yang berkaitan dengan kesehatan mental. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari senin tanggal 21 Agustus 2023 pukul 09.00 – 11.30 WIB, dibuka oleh Ibu Hera Aprilia, S.Kom., M.Eng, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PPPKA). Kegiatan penyuluhan konseling remaja diselenggarakan di Ruang Pertemuan Lantai Tiga, Balai PPA, Jalan Tentara Rakyat Mataram No. 53, Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan pembicara Ibu Agustin Dwi Widowati, M.Psi., Psikolog Puspaga Prima DIY.

Peserta dalam kegiatan penyuluhan konseling ini adalah para siswa aktif sebagai perwakilan dari pengurus OSIS, dan masing-masing sekolah mengirimkan dua siswa. Berbeda dengan kegiatan-kegiatan sosialisasi sebelumnya, penyuluhan ini lebih menekankan partisipasi aktif dari peserta untuk dapat memberikan tanggapan atas setiap informasi dan pertanyaan yang disampaikan. Selanjutnya untuk menciptakan suasana edukasi yang lebih cair dan tidak kaku, pemateri membagi peserta menjadi 2 kelompok, dan setiap individu memiliki kesempatan untuk berbicara.

Pada pertengahan sesi, ketika ditanya terkait hal apa yang membuat tertekan? Salah satu peserta menjawab, “Espektasi diri yang terlalu tinggi dan tututan orangtua serta lingkungan sekitar adalah hal yang paling sering membuat tertekan.” Kemudian pertanyaan selanjutnya terkait hal apa yang membuat bahagia, peserta dari kelompok dua menjawab “ hal yang membuat bahagia adalah sesimpel bisa makan makanan enak hari ini.”

Kemudian diijelaskan oleh Ibu Agustin bahwa Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Selain itu, narasumber juga menjelaskan bahwa Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan stress, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Melalui tema Kesehatan mental remaja, kegiatan ini lebih menyoroti terkait Mental disorder. Dalam hal ini mental disorder disebut juga dengan gangguan mental atau jiwa, adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis). Selanjutnya, mental disorder adalah kondisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut World Health Organization (WHO), satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental. Sementara pada orang dewasa, kondisi ini memengaruhi satu dari empat orang di dunia. Adapun dari kasus tersebut, sekitar setengahnya dimulai pada remaja di bawah usia 14 tahun. Fase Ini merupakan usia rawan munculnya gangguan mental yang kerap terjadi pada remaja. Selain itu, bu Agustin juga menjelaskan terkait Mental illness yang didefinisikan sebagai kondisi patologis otak yang ditandai dengan serangkaian gejala dan tanda yang bisa diidentifikasi, dan terjadi sebagai akibat dari berbagai kondisi etiologi, seperti infeksi, cacat genetik, dan faktor lingkungan. Misalnya, beberapa psikiater cenderung menganggap skizofrenia sebagai mental illness, bukan mental disorder, karena memiliki dasar biologis yang kuat. (KN)