20 Maret 2024 - BY Admin

Lomba Memakai Jarik Gaya Yogyakarta dalam Rangka Hari Kartini

Yogyakarta, DP3AP2 DIY (20/03/2024) - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah tradisi kembali menemukan panggungnya untuk bersinar, mengingatkan kita pada kekayaan warisan dan kekuatan semangat perempuan Indonesia. Pada peringatan Hari Kartini tahun ini, Yogyakarta tidak hanya memancarkan keelokan budayanya melalui batu candi dan senyum ramah warganya, tetapi juga melalui sebuah lomba yang unik dan penuh makna: Lomba Memakai Kain Jarik Gaya Yogyakarta. 

Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Kartini pada tanggal 21 April, menghormati Raden Ajeng Kartini, seorang pionir dalam perjuangan hak perempuan dan pendidikan di Indonesia. Di tahun ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY bekerjasama dengan BWK (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) DIY, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan PKK Bhayangkari telah berhasil menyelenggarakan acara Lomba Memakai Kain Jarik Gaya Yogyakarta dalam rangka peringatan Hari Kartini tahun 2024 Daerah Istimewa Yogyakarta.


Acara diselenggarakan pada hari Senin, 18 Maret 2024 bertempat di Dinas Kebudayaan Provinsi DIY. Lomba ini juga diikuti oleh para perwakilan dari BWK (Badan Organisasi Wanita) DIY, Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan PKK Bhayangkari. Acara lomba juga turut dihadiri dan disambut baik oleh Gusti Putri. Acara ini tidak hanya merupakan sebuah kompetisi, tetapi juga sebuah perayaan budaya, tradisi, dan semangat perempuan yang tangguh.

Acara ini lebih dari sekadar kompetisi; merupakan manifestasi dari kekuatan dan keindahan perempuan Indonesia. Melalui lomba ini, kita diingatkan tentang perjuangan R.A. Kartini yang tidak kenal lelah untuk emansipasi perempuan. Sama seperti Kartini yang menggunakan pena untuk menyuarakan pemikirannya, para peserta lomba menggunakan kain jarik untuk mengekspresikan identitas, keunikan, dan kekuatan mereka sebagai perempuan.

Kain jarik gaya Yogyakarta dikenal dengan motif-motifnya yang sarat makna filosofis. Dalam setiap lipatan dan cara pemakaiannya, terdapat cerita dan harapan yang ingin disampaikan. Melalui lomba ini, peserta diajak untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya, sekaligus menginterpretasikan kembali makna-makna tersebut dalam konteks modern.

Dengan penilaian oleh 3 juri yang handal di bidangnya yaitu, Lis Adam, Ibu Endang dan Dr. Yuliana Emi, perlombaan kain jarik ini dinilai berdasarkan beberapa kriteria, yaitu cara pakai, cara jalan serta aksesoris dan keindahan dalam memakai kain jarik gaya Yogyakarta. Setelah melalui proses penilaian, terdapat 5 pemenang berdasarkan nilai terbaik dengan kriteria yang sudah ada. Selain itu, apresiasi khusus diberikan kepada semua peserta yang telah menunjukkan semangat luar biasa dalam merayakan warisan budaya. Dengan terselenggaranya lomba ini, diharapkan bukan hanya sekedar pertandingan dalam memakai kain, melainkan sebuah perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang identitas kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan tradisi.

Peringatan Hari Kartini dengan melaksanakan lomba memakai kain jarik gaya Yogyakarta ini menjadi bukti bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan, menginspirasi kita semua untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. Melalui kegiatan ini, kita menghormati masa lalu, merayakan kekinian, dan berharap untuk masa depan yang lebih cerah bagi perempuan Indonesia.

Penulis : Mahasiswa MBKM Fakultas Sosiologi UGM

Silakan Pilih CS

Pengaduan P2TPAKK
Telekonseling Tesaga
Layanan SAPA 129
Satgas PPA DIY
Tutup
Ada yang bisa kami bantu?