Yogyakarta, DP3AP2 DIY – Sebagai uapaya perlindungan anak di dunia digital, DP3AP2 DIY mengadakan webinar series Perlindungan Anak dengan Tema“”Menjaga Kesehatan Mental Anak di Dunia Digital”. Webinar yang rutin dilaksanakan dengan berbagai tema ini diikuti setidaknya 500 partisipan dari berbagai elemen masyarakat melalui kanal zoom, dan turut disaksikan melalui kanal Youtube DP3AP2 DIY. Pada kesempatan ini, Agustin Dwi Widowati, M.Psi., Psikolog yang merupakan psikolog dari IPK Indonesia sekaligus psikolog Puspaga Prima DIY mendapat kesempatan untuk menjadi narasumber. Acara ini dibuka secara langsung oleh Ibu Erlina Hidayati Sumardi, S.IP, M.M selaku Kepala Dinas P3AP2 DIY, yang sekaligus memberikan pengantar kepada para peserta webinar mengenai isu-isu Kesehatan mental, serta kaitannya pada dunia digital di usia anak.
Dalam
sambutannya, Ibu Erlina
Hidayati Sumardi, S.IP, M.M menyampaikan
bahwa di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, kesehatan
mental telah menjadi isu krusial yang perlu mendapat perhatian serius, terutama
pada kelompok usia anak dan remaja. Perubahan pola interaksi sosial, kemudahan
akses digital, dan penggunaan media sosial secara intensif telah membawa dampak
besar terhadap kehidupan anak-anak kita. Data menunjukkan bahwa 1 dari 3
remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir
(I-NAMHS, 2022). Bahkan, 1 dari 20 remaja memiliki gangguan mental
spesifik yang memerlukan perhatian medis. Ini bukan sekadar angka, tetapi
sinyal penting bahwa kita menghadapi tantangan besar di bidang kesehatan mental
anak. Lebih lanjut Ibu
Erlina Hidayati Sumardi, S.IP, M.M menyampaikan bahwa anak-anak kini tumbuh besar bersama gawai di
tangan. Mereka menjelajah dunia maya sejak usia dini, menghadapi peluang dan
risiko secara bersamaan. Dalam kesempatan ini Ibu Erlina Hidayati Sumardi, S.IP, M.M Kembali mengingatkan
bahwa Kesehatan Mental pada anak perlu kita upayakan bersama dalam mencapai
kesejahteraan hidup dan memiliki hak tumbuh dan berkembang yang optimal dengan menjaga
kesehatan mental yang baik. Dalam kesempatan yang sama pula, Ibu Erlina
Hidayati Sumardi, S.IP, M.M mengajak para peserta webinar untuk bersama-sama mendorong
kesehatan mental pada anak dan keluarga, mendukung satu sama lain, membangun
masyarakat yang lebih peduli serta inklusif utamanya dalam Perlindungan Perempuan
dan Anak
Dalam
Kesempatan ini Agustin
Dwi Widowati, M.Psi., Psikolog selaku
narasumber menyampaikan bahwa Rata-rata
screen time anak mencapai 6–9 jam per hari, dengan aktivitas yang
mencakup menonton video, bermain game, hingga berbelanja online. Dalam
paparannya, Agustin Dwi
Widowati, M.Psi., Psikolog menjelaskan beberapa dampak umum dari penggunaan
internet dan media sosial serta potensi positif dari mengakses internet pada
anak-anak. Lebih lanjut, Agustin Dwi
Widowati, M.Psi., Psikolog menyampaikan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan
anak-anak di dunia digital, seperti Belajar dan mencari informasi Bermain dan
hiburan Berkomunikasi Menciptakan konten Membangun keterampilan.
Di satu sisi, teknologi menawarkan kemudahan belajar, akses informasi, dan hiburan. Namun di sisi lain, muncul berbagai risiko dan ancaman terhadap Kesehatan mental anak. Agustin Dwi Widowati, M.Psi. menjelaskan bahwa pada anak usia pra sekolah, penggunaan akses digital dapat mempengaruhi masalah emosi, serta hiperaktivitas dan masalah atensi. Selanjutnya untuk usia anak dan remaja, dapat membuat anak mengalami risiko kecanduan gadget gangguan tidur, mood, dan atensi, meningkatnya kecemasan & depresi pada remaja (WHO, 2021) efek terhadap perilaku introvert, efek terhadap kemampuan komunikasi interpersonal, serta efek jangka panjang dan potensi ketergantungan. Bahkan lebih parah lagi, dunia digital dapat menyebabkan beberapa tindak kekerasan, seperti Cyberbullying, berupa komentar jahat, ancaman, Online harassment berupa pelecehan, body shaming, Impulsive buying, meningkatnya perilaku konsumtif seperti iklan & FOMO, serta Eksploitasi seksual & grooming.
Melanjutkan paparannya, Agustin Dwi Widowati, M.Psi menjelaskan bagaimana Peran Kunci Orang Tua Sebagai
pendamping digital. Dalam menghadapi realitas ini, peran orang tua
sangat vital. Orang tua bukan hanya sebagai "polisi digital",
melainkan pendamping bijak yang memberikan arahan, edukasi, dan teladan.
Dibutuhkan kehadiran aktif orang tua untuk:
Agustin
Dwi Widowati, M.Psi berpesan bahwateknologi bukan musuh, tetapi
alat yang perlu dikelola dengan bijak. Dengan bimbingan yang tepat, teknologi
bisa menjadi jembatan pembelajaran dan kreativitas anak, bukan sumber tekanan.
Menutup paparannya, Agustin Dwi Widowati, M.Psi memberikan tips dan Strategi
Menjaga Kesehatan Mental Anak, terlebih pada era digital ini. . Agustin Dwi Widowati, menyampaikan ada beberapa tips praktis yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu:
Menjaga
kesehatan mental anak bukan hanya tugas individu, melainkan tanggung jawab
kolektif. Pemerintah, sekolah, masyarakat, dan keluarga harus bersinergi
dalam menciptakan lingkungan yang sehat secara digital dan emosional bagi
generasi penerus. Di tengah laju perkembangan teknologi yang tak bisa
dihentikan, kita tidak bisa hanya melarang. Yang perlu kita lakukan adalah mendampingi,
menguatkan karakter, serta memberikan fondasi yang kuat untuk menghadapi era
digital dengan tangguh dan bijak. Mari menjadi bagian dari solusi, menjadi
support system bagi anak-anak kita, dan memastikan bahwa mereka tumbuh dengan
mental yang sehat, jiwa yang kuat, dan kemampuan beradaptasi yang baik dalam
dunia yang terus berubah.
Materi webinar dapat diunduh melalui tautan berikut: https://bit.ly/MateriWebinar17Juni2025
Tayangan
Webinar dapat dilihat melalui tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=ttqFDeQMY3c