SLEMAN, DP3AP2 DIY (09/03/2022) - Fenomena kejahatan jalanan (klithih) yang melibatkan remaja kian marak terjadi di DIY, termasuk Sleman. Untuk menekan perilaku negatif ini, diperlukan upaya bersama terutama dalam penguatan ketahanan keluarga.
Untuk menguatkan upaya ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menggelar Sosialisasi Ketahanan Keluarga di sejumlah kalurahan, salah satunya di Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, Selasa (8/3).
Hadir sebagai pemateri. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Suci Iriani Sinuraya dan anggota Komisi D DPRD DIY, Syukron Arif Muttaqin.
Dalam paparannya, Suci menjelaskan masa remaja adalah saat transisi seseorang dari anak menuju dewasa. Dalam fase ini, terjadi perkembangan fisik dan mental. Pada fase ini pula anak berpotensi masuk ke dalam suatu kelompok tertentu.
Berdasarkan penelitian psikologi pada 2021, seorang pelaku kejahatan jalanan memiliki setidaknya lima kebutuhan psikologis yakni kehangatan dan dukungan, bantuan atau simpati, kebutuhan untuk bebas sebagai respons sikap keluarga yang katanya. permisif, kebutuhan bertindak agresil, serta kebutuhan untuk pengakuan di lingkungan sosialnya.
Untuk mengantisipasi terjerumusnya remaja pada perilaku negatif tersebut, beberapa hal perlu dilakukan baik dari keluarga maupun masyarakat. "Mendorong munculnya gerakan yang tumbuh dari bawah atas dasar perlunya melindungi anak dan lingkungannya," ujarnya.
Gerakan yang berasal dari masyarakat ini mempunyai daya lenting ketahanan tinggi. Gerakan antikekerasan jalanan ini bisa didorong orang tua korban, bekas korban, pelaku yang insyaf maupun masyarakat yang peduli.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Syukron Arif Muttaqin mengatakan tujuan utama ketahanan keluarga adalah membentuk keluarga tangguh yang bahagia. Pembangunan ketahanan keluarga harus dilakukan secara integral, simultan dan berkelanjutan.
"Keluarga tangguh merupakan keluarga harmonis, di mana pembagian peran dan komunikasi antaranggota keluarga berjalan baik, saling menghormati dan saling melengkapi. Keluarga tangguh memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan baik internal maupun eksternal," katanya.
Dalam kegiatan ini yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, disinggung pula peran organisasi masyarakat. Untuk mengantisipasi seperti Fatayat NU yang memilik Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (LKP3A), yang konsen pada perlindungan anak dan perempuan.
Sejumlah peserta mengikuti Sosialisas ketahanan Kelur arga di Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman, Selasa (8/3)